KAJIAN ONTOLOGI
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi. Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut pithecanthropus erectus. Ketiga,manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya. Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain.
Bulan adalah satu-satunya satelit alami dari planet bumi. Jarak antara Bumi dan Bulan adalah rata-rata 380.000 km. Jarak terdekat (perigee) adalah 363.104 km sedangkan jarak terjauh (apogee) adalah 405.696 km. Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi. Sejak beberapa dekade yang lalu, sudah banyak misi yang dilakukan untuk mengelilingi orbit bulan dan mendarat di permukaan bulan, baik itu pesawat berawak maupun tidak berawak.
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang telah didarati oleh manusia. Program Luna Uni Soviet adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasa nirawak pada tahun 1959. Program Apollo NASA Amerika Serikat merupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak Apollo 8 yang mengorbit Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972, yang pertama adalah Apollo 11. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 kg batuan Bulan, yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman geologi mengenai asal usul, pembentukan struktur dalam, dan sejarah geologi Bulan.
Pada tahun 1969, pesawat Apollo 11 berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan. Tentu kita semua masih ingat siapa saja awak dari Apollo 11 itu. Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins mungkin merupakan nama-nama yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Ketiga orang itulah para astronot yang dikirimkan oleh NASA (National Aeronautics Space Administration) dalam misi penerbangan manusia pertama kali ke Bulan dengan Apollo 11.
KAJIAN EPISTIMOLOGI
Sejarah mencatat, Uni Sovyet adalah bangsa pertama yang berhasil menggapai ruang angkasa. Naluri kebangsaan Amerika Serikat sebagai Negara Super Power terusik. Seperti kita ketahui, Amerika Serikat (USA) dan Rusia (Uni Sovyet) saling bersaing di bidang teknologi dan saling melacarkan “Perang Dingin’’. Merasa tertinggal selangkah, Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy merasa perlu membalas keberhasilan Uni Sovyet dengan program yang lebih spektakuler. Pada tahun 1961, Presiden John F. Kennedy mengumumkan program Apollo dengan tujuan untuk mendaratkan manusia di Bulan. Sebuah proyek yang sangat ambisius dengan nilai uang yang sangat besar di masa itu (US$ 20 Milyar). Rencana tersebut disetujui oleh Konggres Amerika Serikat dengan tujuan menunjukkan kepada dunia kehebatan mereka dalam penjelajahan antariksa. Genderang perlombaan Space Race Tecnologies pun telah dimulai, dengan target yang lebih besar lagi yaitu Bulan.
Hanya dalam waktu 9 tahun sejak program ini diresmikan, tepat pada tanggal 20 Juli 1969, Apollo 11 dikabarkan telah mendarat di Bulan. Neil Armstrong dan Edwin Aldrin ditahbiskan menjadi astronaut pertama yang menjelajah permukaan Bulan. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa atas nama peradaban umat manusia di seluruh dunia. Perjalanan menuju Bulan adalah perjalanan terjauh yang pernah dilakukan oleh umat manusia. Dengan jarak tempuh 384.400km (768.800km pulang pergi), misi tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu 195 jam (16 Juli 1969-24 Juli 1969) tanpa melakukan pengisian bahan bakar ulang.
Histeria dan euphoria massal melanda dunia. Masyarakat Internasional tercenggang atas prestasi yang berhasil dicapai NASA. 600 juta manusia menjadi saksi dalam peristiwa tersebut yang disiarkan melalui radio dan televisi. Berbagai lontaran kekaguman, seremonial dan diskusi diselenggarakan untuk menyambut keberhasilan misi tersebut. Melihat dari sisi pencapaian teknologi, Apollo 11 dianggap sebagai puncak keberhasilan teknologi roket (Saturn V) yang berhasil membawa awak manusia keluar dari orbit Bumi dan mendarat di permukaan Bulan. Tidak hanya sampai disitu saja, NASA kembali mengirimkan program Apollo 12, 14, 15, 16 dan yang terakhir Apollo 17 yang menjadi wahana terakhir yang dapat mendarat di Bulan pada tahun 1972. Pada saat peluncuran misi Apollo 11 milik Amerika Serikat, ada sekitar 3.500 wartawan dari seluruh dunia di Kennedy Space Center yang mengikuti proses peluncuran hingga pendaratan di bulan sampai kembali lagi ke bumi. Badan Antariksa Nasional Amerika NASA menafsir lebih dari setengah miliar orang menyaksikan lewat televisi pendaratan di bulan waktu itu. Astronot NASA mendarat lagi di bulan dalam beberapa misi kemudian, tetapi tidak ada lagi sejak tahun 1972.
Dengan meneliti foto yang diabadikan saat pendaratan, beginilah penjelasan para ahli membuktikan pendaratan tersebut benar dan bahwa dugaan para teoritikus semata-mata tidak terbukti.
Mengapa pada foto terlihat bendera Amerika Serikat yang telah ditancapkan Neil berkibar seakan diterpa angin, padahal permukaan bulan adalah kosong tanpa udara? Itu dikarenakan inersia pada bendera setelah ditancapkan ke permukaan bulan tetap ada pada fisik bendera tersebut. (inersia merupakan kecenderungan semua benda fisik untuk menolak perubahan terhadap keadaan geraknya). Hal itu dijelaskan oleh sejarawan penerbangan antariksa Roger Launius, seperti yang dikutip Natiotal Geographic, Astronaut juga tidak sengaja membentangkan batang penyangga horizontal bendera beberapa kali, sehingga membuat bendera berkibar, dan itulah yang terekam kamera.
Pada foto juga terlihat refleksi astronaut Neil Armstrong dan pesawat Eagle Lunar di kaca ‘’helm antariksa’’ yang dipakai astronaut Buzz Aldrin. Anda tidak dapat melihat dari kamera mana atau bagaimana foto tersebut dapat diambil? Itu karena kamera dilekatkan di baju astronaut Neil, dibagian sekitar dadanya. ‘’Ia sedang mengambil foto dengan kamera itu di dadanya’’. Jelas ahli astronomi Phil Plait.
Tidak ada satupun bintang yang terlihat di langit Bulan? Itu karena foto yang diambil menggunakan kamera dengan eksposur cepat. Eksposur dalam istilah fotografi berarti jumlah paparan cahaya diterima oleh sensor kamera. Dengan tingkat eksposur yang tinggi. Itu berarti kamera akan membatasi jumlah cahaya yang berasal dari latar. Cahaya dari latar tidak terlihat karena permukaan bulan sendiri sudah sangat terang akibat cahaya dari matahari. Menurut Plait, foto itu diambil dengan kecepatan 1/250 detik. ‘’Dengan kecepatan itu, tentu saja bintang tak akan terlihat,’’ tuturnya.
Menurut pihak yang skeptis, seharusnya pada pendaratan kapsul Eagle yang membawa Neil Armstrong dan Buzz Aldrin akan timbul kawah atau setidaknya awan debu akibat proses pendaratan. Launius dari Smithsonian menjelaskan bahwa mesin kapsul Eagle telah dimatikan sesaat sebelum kapsul itu menyentuh permukaan daratan bulan, sehingga tidak menyebabkan debu beterbangan apalagi kawah. ‘’Efek menghebohkan saat suatu pesawat antariksa mendarat di permukaan Bulan (atau planet lainnya) hanya ditemukan di film-film fiksi-sains’’ ungkapnya pada National Geographic (16/7).
Pada foto juga terlihat bekas jejak dari boot Buzz Aldrin yang begitu jelas tercetak di tanah yang melapisi bulan. Sejumlah pihak tidak percaya permukaan daratan bulan bisa begitu jelas mencetak bekas jejak sepatu boot Buzz Aldrin, kecuali jika permukaannya dibuat dari pasir basah. Plait membantah argument tersebut dengan membuktikan bahwa tanah di daratan bulan seperti serbuk tanah, bahkan seperti debu vulkanis jika diteliti dengan mikroskop. Itulah sebabnya tanah di bulan dapat dengan jelas mencetak permukaan boot.
Saat pendaratan di tahun 1969 itu, astronaut Buzz Aldrin berusaha menangkap pertikel cahaya matahari menggunakan lembaran kertas perak. Pada foto, terlihat suatu refleksi cahaya misterius di sisi kiri foto yang diduga sejumlah pihak sebagai akibat dari pencahayaan studio foto dimana gambar itu diambil. Yang sebenarnya terjadi adalah refleksi itu berasal dari bentuk lensa kamera. Bentuk pentagonal yang terlihat di tengah refleksi itu juga berasal dari celah kamera yang digunakan.
Namun ada suatu bukti yang tidak dapat dibantah bahwa manusia benar-benar pernah pergi ke bulan, yaitu batu-batu bulan yang dibawa dengan berat total 382 kg, yang telah diperiksa oleh ratusan ahli geologi dari seluruh dunia.
Batuan bulan yang berhasil dibawa para awak Apollo batuan-batuan ini memiliki karakteristik yang sama dengan batuan bulan yang ditemukan di pesawat ruang angkasa Rusia tanpa awak. Yang perlu diketahui bahwa batuan bulan itu sangat aneh, diantaranya:
· Karena hanya mengandung sedikit air.
· Karena sering terkena sinar kormis selama jutaan tahun di permukaan bulan yang hampa udara, maka terbentuklah lubang-lubang aneh dipermukaannya.
· Batuan bulan sangat berbeda dengan batuan bumi, dan tidak dapat dipalsukan dengan teknologi terbaru apapun.
KAJIAN AKSIOLOGI
Setelah pendaratan Armstrong dan Aldrin, badan ruang angkasa AS, NASA, masih mengirim enam lagi misi ke bulan, hingga yang terakhir, yakni Apollo 17 pada Desember 1972. Selanjutnya, AS meluncurkan Proyek Skylab pada tahun 1973. Ada juga program Apoll-Soyuz yang melambangkan detente atau peredaan ketegangan Timur-Barat pada tahun 1975, hingga akhirnya AS tercerap dalam program pesawat ulang alik (space shuttlei).
Melalui program pesawat ulang alik inilah AS bisa membuktikan keberhasilan teknologi roket yang bisa digunakan lagi (reusable), tidak sebagaimana Saturnus yang hanya bisa sekali pakai (expendable). Harus diakui, tekad bangsa Amerika untuk menaklukan ruang angkasa amat luar biasa. Ini diperlihatkan bahwa meski ada musibah meledaknya pesawat ulang alik Challenger pada 1986 dan juga Colombia pada tahun 2003. AS tak menyerah begitu saja, AS berusaha untuk menemukan kesalahan dan melanjutkan program ulang alik meskipun akhirnya program ini dihentikan juga pada STS-135 tahun 2011.
Kita yakin, tekad AS untuk menguasai teknologi antariksa didasari oleh kepentingan survival, dan juga masa depan. Kita maklum, jika tidak menguasai antariksa, AS sulit mempertahankan status adikuasa karena negara lain yang menguasai teknologi ini, apakah Rusia atau Tiongkok dengan mudah akan melumpuhkan jaringan komunikasinya dan membuat tak berdaya secara militer.
Terkait dengan masa depan, penguasaan teknologi antariksa memberi peluang untuk melakukan koloni angkasa manakala suatu saat nanti Bumi sudah lagi tak layak dihuni. Sebelum itu, ada banyak peluang industri yang bisa didapat dari penguasaan antariksa yang memberi spinoff.
Tidak kalah penting, melalui teknologi antariksa yang memungkinkan diluncurkannya teleskop Hubble, pemahaman manusia akan alam semesta pun meningkat. Banyak astronom yang kini bisa mengetahui seluk-beluk tepian alam semesta dari gambar-gambar yang dikirim oleh teleskop Hubble.
PENDAPAT SAYA
Pendapat saya mengenai apakah ada orang yang dapat menginjakkan kakinya ke bulan itu tentu saja. Mengapa saya mengatakan tentu saja karna saat peluncuran misi Apollo 11 milik Amerika Serikat, ada sekitar 3.500 wartawan dari seluruh dunia di Kennedy Space Center yang mengikuti proses peluncuran hingga pendaratan di bulan sampai kembali lagi ke bumi, dan tidak mungkin NASA bisa membohongi orang sebanyak itu. Dan ada suatu bukti yang tidak dapat dibantah bahwa manusia benar-benar pernah pergi ke bulan, yaitu batu-batu bulan yang dibawa dengan berat total 382 kg, yang telah diperiksa oleh ratusan ahli geologi dari seluruh dunia. Batuan bulan sangat berbeda dengan batuan bumi dan tidak dapat dipalsukan dengan teknologi terbaru apapun. Dan menurut pendapat saya mengenai penjelasan para ahli membuktikan pendaratan tersebut benar dan bahwa dugaan para teoritikus semata-mata tidak terbukti itu sudah sangat logis.