KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA WONOHARJO, KECAMATAN GIRIMULYA KABUPATEN BENGKULU UTARA
Irma Nur Anisah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies burung di desa Wonoharjo Kecamatan Girimulya Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian dilakukan dengan metode survey jelajah denga tiga tipe habitat. Dari pengamatan tiga wilayah tersebut, ditemukan 23 jenis spesies burung dengan 15 famili. Kelompok burung yang mendominasi yaitu burung pemakan biji. Untuk H’ (indeks keanekaragaman) terbanyak adalah speses burung Perenjak (Cisticolidae Sylviidae) dengan indeks 3,6 yang berarti sangat tinggi. Sedang burung yang jarang ditemui adalah burung karnivora dan burung langka dengan indeks keanekaragaman < 1,0.
PENDAHULUAN
Wilayah desa Wonoharjo dapat dikatakan sebagai desa yang letaknya sangat dekat dengan hutan dan perkebunan. Wilayah desa ini dikelilingi oleh perkebunan karet dan sawit, serta hutan liar yang belum digarap menjadi lahan pertanian. Banyak juga hutan sekunder yang awalnya merupakan lahan pertanian (pertanian lahan kering)yang telah ditinggalkan.
Karena dikelilingi oleh berbagai jenis tumbuhan, maka tak jarang ditemui berbagai macam spesies burung di wilayah desa Wonoharjo ini. Dalam satu perkebunan karet saja, suara bermacam-macam burung terdengar saling bersahutan. “Kehadiran burung dalam suatu kawasan memiliki nilai penting sebagai indikator biologi dalam suatu kawasan” (Maryatul, 2013:42)
Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna serta kehidupan liar lainnya yang mengundang perhatian dan kekaguman berbagai pihak. Balitbang Kehutanan dalam Hiskia W, (2013:1) “Tercatat tidak kurang dari 515 Spesies mamalia (terbanyak di dunia), 1.519 spesies burung (keempat terbanyak), 270 spesies amfibia (kelima terbanyak), 600 spesies reptilia (ketiga terbanyak), 121 spesies kupu-kupu (terbanyak) dan 20.000 spesies tumbuhan berbunga (ketujuh terbanyak) menghuni habitat-habitat daratan dan lautan kepulauan Indonesia”.
Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan keanekaragaman spesies burung yang ada di desa Wonoharjo dalam upaya pelestarian fauna, khususnya burung.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey jelajah masing-masing tipe habitat. Setiap titik habitat dilakukan pengamatan selama 2 ( satu) jam, pagi (07.00-08.00) dan sore (15.00-16.00). Pengamatan burung dilakukan di tiga titik yaitu : wilayah pemukiman penduduk, wilayah perkebunan karet, wilayah perkebunan sawit. Analisis data yang dilakukan untuk melihat keanekaragaman spesies burung dengan menghitung menghitung indeks keanekaragaman Shannon berdasarkan Wiryono (2009):
H’ = -∑(pi.lnpi)
H’ : Indeks Keanekaragaman Shannon
Pi : perbandingan antara jumlah individu dengan jumlah total individu
Ln : log
HASIL
Komposisi Spesies
Tabel 1. Komposisi spesies burung di wilayah pemukiman penduduk
No. | Nama Lokal | Nama Ilmiah | Famili | Jumlah |
1. 2. 3. 4. 5. 6. | Burung Gereja Burung Perkutut Burung Kacer Burung Perenjak Burung Kutilang Burung Alap-alap | Passer Domesticus Geopelia Striata Copsychus Saularis Cisticolidae Sylviidae Pycnonotus Aurigaster Falconinae Polyborinae | Passeridae Columbidae Muscica Pidae Sylviidae Pysnonotidae Falconidae | 12 3 1 6 1 1 |
Tabel 2. Komposisi spesies burung di wilayah perkebunan sawit
No. | Nama Lokal | Nama Ilmiah | Famili | Jumlah |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. | Burung Bondol Burung Perkutut Burung Perenjak Burung Rangkong Burung Cekakak Buruk Cucak Kutilang Burung Cinenen Burung Gelatik Batu | Lonchua Punctulata Ceopelia Stiata Cisticolidae Sylviidae Ocyceros Griseus Todiramphus Chlons Pycnonotus Aurigaster Orthotomus Ruficeps Paris Major | Estrildidae Columtidae Sylviidae Bucerotiformes Alcedinidae Pycnonotidae Sylviidae Paridae | 2 4 8 2 4 2 2 1 |
Tabel 3. Komposisi spesies burung di wilayah perkebunan karet
No. | Nama Lokal | Nama Ilmiah | Famili | Jumlah |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. | Burung Tengkek Burung Perkutut Burung Perenjak Burung Rangkong Burung Cekakak Burung Cinenen Burung Tekukur Burung Bentet Loreng Burung Hantu | Eurystomus Orientalis Ceopelia Stiata Cisticolidae Sylviidae Ocyceros Griseus Todiramphus Chlons Orthotomus Ruficeps Streptopelia Chinensis Lanus Tigrinus Strigidae Tytonidae | Coriciidae Columtidae Sylviidae Bucerotiformes Alcedinidae Sylviidae Columtidae Laniidae Strigidae | 6 4 7 1 6 2 2 2 1 |
Indeks Keanekaragaman
Keterangan :
Sangat tinggi H > 3,0
Tinggi Jika H > 2,0
Sedang jika 1,6 < H < 2,0
Rendah jika 1,0 < H < 1,5
Sangat Rendah jika H < 1,0
PEMBAHASAN
Dari tabel komposisi burung dalam hasil di atas dengan lama pengamatan 2 jam (pagi dan sore), bahwa dalam wilayah pemukiman penduduk dalam pengamatan selama ditemukan 6 spesies burung dengan 6 famili. Keenam spesies tersebut adalah Passer Domesticus , Geopelia Striata, Copsychus Saularis, Cisticolidae Sylviidae, Pycnonotus Aurigaster, Falconinae Polyborinae dan keenam famili tersebut adalah Coriciidae, Columtidae, Sylviidae,, Bucerotiformes, Alcedinidae, Sylviidae, Columtidae, Laniidae, Strigidae. Spesies burung yang banyak muncul dalam wilayah pemukiman penduduk di desa Wonoharjo adalah spesies burung Gereja (Lonchua Punctulata) dengan jumlah 12 dalam 2 jam pengamatan.
Dalam wilayah perkebunan sawit ditemukan 8 spesies burung dengan 7 famili. Kedelapan spesies tersebut adalah Lonchua Punctulata, Ceopelia Stiata, Cisticolidae Sylviidae, Ocyceros Griseus, Todiramphus Chlons, Pycnonotus Aurigaster, Orthotomus Ruficeps, Paris Major dan ketujuh famili itu adalah Estrildidae, Columtidae, Sylviidae, Bucerotiformes, Alcedinidae, Pycnonotidae, Paridae.Spesies burung yang paling banyak muncul di wilayah perkebunan sawit desa Wonoharjo ini adalah spesies burung Perenjak (Cisticolidae Sylviidae) dengan jumlah 8 dalam 2 jam pengamatan.
Dalam wilayah perkebunan karet ditemukan 9 spesies burung dengan 6 famili. Kesembilan spesies tersebut adalah Eurystomus Orientalis, Ceopelia Stiata, Cisticolidae Sylviidae, Ocyceros Griseus, Todiramphus Chlons, Orthotomus Ruficeps, Streptopelia Chinensis, Lanus Tigrinus, Strigidae Tytonidae dan keenam famili tersebut adalah Coriciidae, Columtidae, Sylviidae, Bucerotiformes, Alcedinidae, Laniidae , Strigidae. spesies burung yang paling banyak muncul di wilayah perkebunan karet desa Wonoharjo ini adalah spesies burung Perenjak (Cisticolidae Sylviidae) dengan jumlah 7 dalam 2 jam pengamatan.
Berdasarkan diagram indeks keanekaragaman hayati spesies burung di desa Wonoharjo dengan perhitungan menggunakan rumus Shannon, dapat diketahui bahwa indeks keanekaraman untuk spesies Passer Domesticus dengan indeks 2,9 yang berarti tinggi, Geopelia Striata dengan indeks 2,8 yang berarti tinggi, Copsychus Saularis dengan indeks 0,6 yang berarti sangat rendah, Cisticolidae Sylviidae dengan indeks 3,6 yang berarti sangat tinggi, Pycnonotus Aurigaster dengan indeks 1,3 yang berarti rendah, Falconinae Polyborinae dengan indeks 0,6 yang berarti sangat rendah, Lonchua Punctulata dengan indeks 0,9 yang berarti sangat rendah, Ocyceros Griseus dengan indeks 1,3 yang berarti rendah, Todiramphus Chlons dengan indeks 2,6 yang berarti tinggi, Orthotomus Ruficeps dengan indeks 1,5 yang berarti sedang, Paris Major dengan indeks 0,6 yang berarti sangat rendah, Eurystomus Orientalis dengan indeks 1,9 yang berarti sedang, Streptopelia Chinensis dengan indeks 0,9 yang berarti sangat rendah, Lanus Tigrinus dengan indeks 0,9 yang berarti sangat rendah, dan Strigidae Tytonidae dengan indeks 0,6 yang berarti sangat rendah.
Dari hasil penelitian di ketiga wilayah yang diamati, desa Wonoharjo memiliki banyak keanekaragaman spesies burung terdapat 23 spesies burung dengan jumlah kemunculan 80 dalam waktu 2 jam, dan dari kelima belas spesies burung tersebut ada beberapa burung dalam famili yang sama. Sehingga ada 15 famili dalam 23 spesies tersebut. Indeks keanekaragaman membuktikan bahwa kekayaan hayati dalam suatu kawasan didukung secara penuh oleh kondisi ekologis disekelilingnya. Menurut Alikodra dalam Rusmendro (2009), faktor yang mempengaruhi indeks keanekaragaman adalah kondisi lingkungan, jumlah jenis, dan sebaran individu pada masing-masing jenis. Komunitas yang memiliki nilai indeks keanekaragaman tinggi memiliki hubungan antar komponen dalam komunitas yang kompleks.
Secara umum, burung yang mendominasi dari ketiga tipe habitat di desa Wonoharjo yang diamati adalah spesies burung pemangsa biji-bijian dalam famili Sylviidae. ditemukan dalam dua habitat terdapat lebih dari satu atau berkelompok. Menurut Syafrudin (2011) menyatakan bahwa tingginya kelimpahan jenis burung disebabkan karena kebiasaan burung-burung tersebut yang dalam melakukan aktivitas secara berkelompok, sehingga memiliki nilai dominasi yang tinggi, selainitu jumlah individu dari jenis-jenis burung tersebut mampu memanfaatkan habitat baik hutan maupun bukan hutan.
SIMPULAN
Di desa Wonoharjo teridentifikasi 23 jenis spesies burung dengan 15 famili. Kelompok burung yang mendominasi yaitu burung pemakan biji. Untuk H’ (indeks keanekaragaman) terbanyak adalah speses burung Perenjak (Cisticolidae Sylviidae) dengan indeks 3,6 yang berarti sangat tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Qiptiyah Maryatul.2013.”Keanekaragaman Hayati pada Kawasan Mangrove di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai” jurnal penelitian. Diakses pada Senin, 4 Desember 2017
Rusmendro.2009. “Keberadaan Jenis Burung pada Lima Stasiun Pengamata di Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, Depok-Jakarta” jurnal penelitian Universitas Nasional VIS VITALIS, 2 (2) :50-60
Syafrudin.2011.”Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe Habitat di Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung” skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Watalee Hiskia.2013. “Keanekaragaman Jenis Burung di Hutan Rawa Saembawati Desa Tomui Karya Kecamatan Mori Kabupaten Morowali” jurnal penelitian, Volume I nomor :1. Diakses pada Senin, 4 Desember 2017
Wiryono.2009. Ekologi Hutan. UNIB PRESS : Bengkulu